Sewaktu-waktu
dalam hidup, saat kita sedang menjalani kehidupan ‘saat ini’, tanpa sadar kita
menoleh sejenak ke belakang, ke arah yang sudah lewat. Sebagian orang hanya
menengok untuk kemudian kembali menjalani hidupnya. Sisanya lagi mungkin
terjebak, tidak mampu lagi memalingkan pandangannya kembali ke masa depan.
Terjebak dalam
masa lalu memang bukan hal yang gampang untuk dilalui. Entah itu masa lalu yang
indah ataupun yang buruk. Ada yang berharap masa lalu itu bisa diulang kembali
jika itu adalah bagian yang indah, agar bisa merasakan kembali keindahannya. Ada
juga yang berharap kembali ke masa lalu agar dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi di sana. Tapi waktu tetaplah waktu, tanpa
bunyi, tanpa isyarat, tanpa dilihat dan tanpa disadari, waktu akan tetap
berjalan ke depan, bergerak maju.
Pada bagian
kenangan yang indah, kita tentu berharap waktu berjalan lebih lambat supaya
kita mengingat betapa menyenangkan kenangan itu. Pada bagian yang buruk maka
harapan akan menjadi sebaliknya.
Ada sebuah
film berjudul unanswered prayers. Film ini menceritakan tentang seorang
laki-laki yang sudah menikah, memiliki seorang anak yang sudah remaja. Laki-laki
yang merupakan seorang mantan pemain baseball ini memiliki kehidupan yang
nyaris sempurna, rumah tangga yang bahagia. Sampai suatu saat seorang wanita
datang ke kota tempat tinggalnya. Wanita ini adalah mantan kekasihnya sewaktu
SMA. Dia datang kembali untuk menempati rumah orangtuanya yang terletak tidak jauh
dari rumah laki-laki tadi. Singkatnya, mereka bertemu kembali dalam beberapa
kesempatan dan terjebak dalam cerita masa lalu mereka semasa SMA. Sampai suatu
saat istrinya mengetahui kedekatan mereka setelah mereka mengalami sebuah
kecelakaan kecil sepulang dari “nostalgia” masa lalu mereka. Memang tidak
terjadi apa-apa di antara si laki-laki dan mantan pacarnya itu, namun istrinya
sudah terlanjur kehilangan kepercayaan dan sakit hati dengan pengkhianatan
suaminya itu. Setelah diusir dari rumah dan jauh dari istri dan anaknya,
barulah si laki-laki tadi menyadari kesalahannya. Kemudian dia datang ke rumah
mantan pacarnya itu dan mengatakan “dulu aku mencintaimu, dan aku selalu berdoa
agar kau kembali padaku setelah kau meninggalkan aku demi laki-laki lain, namun doaku tidak pernah
terjawab, dan aku merasa Tuhan tidak menjawab doaku. Sampai akhirnya aku
bertemu istriku, dan aku menyadari bahwa Tuhan menjawab doaku dengan jalan yang
lebih indah.”. Akhirnya laki-laki tadi kembali ke keluarganya, dan istrinya
memaafkannya. Sementara mantan pacarnya tadi kembali lagi ke kota asalnya,
masalah terselesaikan.
Begitulah kita
mestinya memandang masa lalu. Mungkin suatu saat kita melakukan kesalahan
dengan terjebak di sana, menyesali semuanya dan membuat langkah kita hari ini
terhenti. Tetapi yang paling penting kita harus menemukan jalan keluar atas itu,
untuk kemudian melangkah dan menjalani hari sekarang tanpa terbebani. Anggap saja
hal-hal di masa lalu yang tidak kita mengerti, bukan sebagai doa yang tidak
terjawab, melainkan doa yang sudah dijawab Tuhan dalam cara yang lain. Mungkin kita
juga harus belajar memaafkan diri kita sendiri karena terjebak dalam masa lalu
itu, karena sebagai manusia tentu kesalahan itu tidak akan pernah lepas dari
kehidupan kita. Hal yang tidak kalah penting adalah, kita tidak bisa selalu
mendapatkan apa yang kita inginkan.
Tentu ada
banyak cara untuk memandang masa lalu, melepaskan diri dari masa lalu yang
buruk, dan menjalani hidup saat ini. Hidup terlalu singkat hanya untuk terjebak
di masa lalu. U never know if u never tried to forgive ‘ur past.